Tulisan lawas season 1



Part 1 - Tanpa Judul
Eli Krisnawati


MOS (masa Orientasi Siswa)
"Mos adalah moment yang paling aku tunggu.."

Iyaa, tentu seluruh pelajar di Indonesia sudah tak asing lagi mendengar kata,  "MOS". dimana masa tersebut adalah masa peranjakan dalam pendidikan. Salah satunya adalah aku. Pada Juli 2013, aku harus mengikuti MOS selama 3 hari. Dimana event tersebut merupakan salah satu event terbesar yang harus dilaksanakan oleh pengurus OSIS. Bagi sebagian pelajar, kegiatan MOS merupakan kegiatan yang menyenangkan, namun sebagian besar ada juga yang tidak menyukai kegiatan ini. Mungkin salah satu faktornya adalah perpeloncoan. Aku sendiri menjadi bagian yang menyukai. Disisi lain, kegiatan ini merupakan kegiatan yang memang harus diikuti. Tak hanya itu, di dalam kegiatan ini kita bisa memulai pertemanan baru dari mulai dengan teman sekelas maupun senior. Ada juga yang menjadikan kegiatan ini sebagai ajang pdkt antara senior dan junior, haha. Mungkin sudah tradisi. Entahlah. Back to tittle.
Hari pertama mos, ada beberapa senior yang masuk di kelasku. Dua senior perempuan dan satu senior lelaki. Seperti biasa, untuk basa-basi mereka memperkenalkan diri. Dua perempuan tersebut bernama kak vio dan kak Rifki dari kelas XI IPA dan XI IPS. Sedangkan lelakinya bernama kak Andriansyah dari XII IPA. Mereka asik, dan membawa acara ini menjadi serius tapi berkesan santai. Mereka pun baik dan tidak ada yang usil. Apalagi kak Andriansyah, serius dia baik banget. Sampai papan namaku aja dibuatkan dia. Haha. Alhasil, ada beberala temanku yang menganggapnya berlebihan sampai ada gosip bahwa Kak Andri menyukai aku. Ah, tidak ada salahnya kan jika seorang senior membantu junior? Tapi terkadang aku merasa curang sih, wkwk. Iya karena dia memberitahu semua kode yang harus dibawa oleh peserta mos. Dan aku jadi tak kuwalahan dan tak perlu dihukum, hehe.
Hari kedua, perkenalan lebih matang. Di hari kedua ini senior yang masuk di kelasku lebih banyak. Namanya tidak bisa aku sebutkan satu persatu, saking banyaknya. Hehehe..
Namun, di hari kedua ini aku merasa terkesima melihat salah satu senior lelaki. Iya, dia senior dari kelas XI IPS 3. Aku kurang begitu mendengar jelas namanya. Oh iya, ada juga senior yang menurutku wajahnya mirip. Sama-sama kelas XI IPS juga. Jika tak salah dengar namanya adalah, "Zaki Mubarok." Aku catat saja namanya dalam bukuku. Aku tak tahu mengapa aku menyukainya, dia masuk ke kelasku membawa sebuah pesan. Bijak sekali. Namun, aku tidak memperhatikan apa yang dia katakan, tapi aku memperhatikan dari tangan yang dia gerakkan. Aneh si, maksudnya apaan ya memperhatikan gerakan tangannya. Entahlah, yang jelas aku menyukai dia karena gerakannya. Hahaha. Sudahlah, yang jelas aku suka dari cara dia membawa pesan. Sayangnya, dia masuk ke kelasku cuma sebentar. Yaah, kenapa aku tadi ga minta nomor handphone nya saja ya. Siapa tahu enak kalo di ajak sharing, hehehe. Ternyata ada teman kelasku, namanya widia. Dia memperhatikan aku.
"El, kamu suka ya sama kak Alam? Gak usah mlongo." Katanya.
Hahaha.. Mlongo?
"Hah? Siapa namanya? " Tanyaku.
"Kak Alam, nama lengkapnya Alam Mulyasin."
"Bukan tahu, nama dia Bukan Alam. Tapi Zaki Mubarok." Kataku ngeyel.
"Dia itu namanya kak Alam Mulyasin. Katanya biasa dipanggil Alam atau Yasin."
"Ah, ga ah. Pokoknya nama dia kak Zaki bukan Alam atau Yasin."
Dan aku masih keukeuh kalo nama dia itu kak Zaki, bukan Alam atau Yasin. Aku berharap, bahwa aku akan mengenalnya lebih jauh. Ah, tapi ga deh. Kayaknya ga mungkin kalo dia mau kenal aku juga. Kadang dalam hati masih ada penyesalan kenapa aku tak meminta nomor handphone nya.
"Wid, aku pengen minta nomer dia deh. Tapi aku malu buat minta. Aku kan cewek, gengsi dong." Kataku.
"Minta lewat senior yang lain aja, pasti ada yang punya nomernya dia tau."
"Ah, ga deh. Aku malu. Masa cewek duluan sih yang minta."
"Hahaha.. Nanti juga dapet no hp nya."
Memang ya wanita suka bergengsi. Bahkan untuk minta no pun tak ingin, padahal pengen kenal lebih jauh. Ah, sudahlah. Biar nanti dia duluan yang minta nomorku. Duh, aku kok ke pd an banget si, dia bakal minta nomorku. Kalo emang nanti di kehendaki untuk saling kenal, pasti dia bakal minta nomorku duluan. Dan aku terlalu percaya diri untuk berkata demikian. Haha. Sudahlah, lupakan.
Hari ketiga, di hari ketiga ini acaranya adalah keliling lingkungan sekolah supaya junior tahu mengenai tata ruang di sekolahnya. Tak hanya itu, di hari ketiga ini adalah hari dimana pemilihan ketua kelas dan berbagi kado untuk senior. Terasa aneh, aku terpilih menjadi ketua kelas dari hasil vootong, hahaha. Ini semua karena kak Andri, hehehe. Iya, dia yang telah memilihku menjadi calon dan akhirnya aku terpilih. Ah, serius ini rese banget. Jujur, aku paling gak suka menjadi ketua kelas. Dari sd-sma, aku lebih ditunjuk jadi ketua. Padahal aku ingin menjadi sekretaris. Sudahlah, nikmati saja hidup ini, hehehe. Setelah itu, acara berbagi kado. Yeyyy, ini adalah hari yang aku tunggu. Aku lupa, ada senior yang memberikan pilihan dalam memberikan kado. Larikan Meja A untuk kak Andri, meja B untuk kak Zaki, meja C untuk kak Vio, dan meja D untuk kak rifki. Acara yang aku tunggu, tapi acara yang membuatku dilema. Aku bingung harus memberikan kado ini untuk siapa. Mereka semua baik. Sebetulnya aku ingin memberi kado untuk semuanya, namun karena aku cuma bawa satu. Dan mau ga mau harus pilih salah satu. Semalamnya sih aku udah punya rencana bahwa aku akan memberikan kado ini untuk orang yang aku suka, iya kak Zaki, heheehe. Nyatanya hari ini membuatku galau maksimal.
"Duh, aku kasih kado ini ke siapa ya? Kak Andri atau kak Zaki ya? Ah bingung."
Kak Andri, kak Zaki. Kak Andri kak Zaki. Kak Andri kak Zaki. Pilihanku dengan cara memotong kertas, dan yang kertasnya paling banyak berarti dia lah yang harus aku kasih kado. Aaaaaaa, bingung. Padahal teman yang lain ga mikir panjanh kaua aku deh. Kok aku bingung sih, duh.
Dan ternyata vooting dari potongan kertasku adalah kak Zaki. Oke, berarti aku harus memberi kado ini untuk kak Zaki. Aku harap kak Zaku suka dan mau nyimpen pemberian dari aku. Setelah aku menaruh kado di meja, widia bertanya.
"Kamu ngasih kadonya buat siapa, El?"
"Aku buat kak Zaki, soalnya aku suka sama dia dan kebetulan potongan kertasku lebih banyak untuk kak Zaki."
"Bukannya orang yang kamu suka itu kak Yasin ya?"
"Kan nama dia kak Zaki, bukan kak Yasin, Wid.
Dan aku masih belum percaya kalo namanya adalah kak Yasin. Bodo ah, yang terpenting aku ngasih buat orang yang aku suka. Titik. Setelah pengumpulan kado, aku ijin untuk ke toilet. Aku lihat dia di luar, dan saling menebar senyum. Serius deh, ini rasanya bahagia banget. Seperti mimpi tapi ini duinia nyata, haha. Memang ya, kalo suka dengan seseorang jadi salah tingkah, wkwk. Aku pun kembali ke kelas dan bercerita pada widia.
"Wid, tau ga si..Dia senyum ke aku lho."
"Ciyeee, bentar lagi kak Yasin minta nomermu nih."
"Iiiih, dia kak Zaki bukan kak Yasin. Aku ga suka sama yang namanya kak Yasin tau."
"Kamu ga percaya sih sama aku"
"Intinya aku seneng banget di hari ketiga ini."
Setelah itu, seniorpun mengucapkan terimakasih atas pemberian dari junior. Dan tak disengaja, aku melihat nama yang tertera di baju, "Zaki Mubarok." Tapi bukan wajah yang aku suka.
"Wid, kok dia namanya kak Zaki sih? Tapi kok wajahnya bukan orang yang aku suka ya?"
"Kan namanya emang kak Zaki, yang kamu suka itu namanya kak Yasin. Kamu sih ga percaya sama aku."
"Lha, kok wajahnya mirip ya? Berarti aku salah ngasih kado dong. Tau gini aku kasih buat kak Andri aja."
"Hahaha.. Udah terlanjur masa mau diminta."
Sejak itu, aku menyesal memberikan kado pada orang yang salah. Ah, tapi mau gimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Ya sudahlah. Rasanya, aku ingin mengulangi di hari ketiga. But it's impossible.

"Terkadang kita perlu percaya pada seseorang dari hal spele sekalipun, salah satunya adalah nama."

Comments

Popular Posts